Friday 5 April 2019

ADAB DENGAN GURU

BAGAIMANA KITA MEMANDANG GURU

Al-Imam Ali bin Hasan Al-Aththas mengatakan:

ﺍﻥ ﺍﻟﻤﺤﺼﻮﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﻔﺘﺢ ﻭﺍﻟﻨﻮﺭ ﺍﻋﻨﻲ ﺍﻟﻜﺸﻒ ﻟﻠﺤﺠﺐ، ﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﺍﻻﺩﺏ ﻣﻊ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻭﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﻣﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﻛﺒﺮ ﻣﻘﺪﺍﺭﻩ ﻋﻨﺪﻙ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻚ ﺫﺍﻟﻚ ﺍﻟﻤﻘﺪﺍﺭ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺷﻚ.

"Memperoleh ilmu, futuh dan cahaya yakni terbukanya hijab batin, adalah sesuai kadar adabmu terhadap gurumu. Kadar besarnya gurumu di hatimu, maka demikian pula kadar besarnya dirimu di sisi Allah tanpa ragu".
(Al-Manhaj As-Sawiy: 217).

Imam Nawawi ketika hendak belajar kepada gurunya, beliau selalu bersedekah di perjalanan dan berdoa;

"Ya Allah, tutuplah dariku kekurangan guruku, hingga mataku tidak melihat kekurangannya dan tidak seorangpun yg menyampaikan kekurangan guruku kepadaku".
(Lawaqih Al-Anwaar Al-Qudsiyyah:155)

Beliau pernah mengatakan dalam kitab *At-Tahdzib*nya:

ﻋﻘﻮﻕ ﺍﻟﻮﺍﻟﺪﻳﻦ ﺗﻤﺤﻮﻩ ﺍﻟﺘﻮﺑﺔ ﻭﻋﻘﻮﻕ ﺍﻻﺳﺘﺎﺫﻳﻦ ﻻ ﻳﻤﺤﻮﻩ ﺷﻲﺀ ﺍﻟﺒﺘﺔ

"Derhaka kepada orang tua dosanya boleh hapus oleh taubat, tapi derhaka kepada ustadzmu tidak ada satupun yg dapat menghapusnya".

Habib Abdullah Al-Haddad mengatakan;

"Paling bahayanya bagi seorang murid, adalah berubahnya hati gurunya kepadanya. Seandainya seluruh wali dari timur dan barat ingin memperbaiki keadaan si murid itu, niscaya tidak akan mampu kecuali setelah gurunya ridha kembali".
(Adab Suluk Al-Murid : 54)

Para ulama ahli hikmah mengatakan;

"Barangsiapa yang mengatakan "kenapa?" kepada gurunya, maka dia tidak akan bahagia selamanya".
(Al-Fataawa al-Hadiitsiyyah: 56).

Para ulama hakikat mengatakan;

"70% ilmu itu diperoleh sebab kuatnya hubungan (batin,adab dan baik sangka) antara murid dengan gurunya".

Moga kita semua termasuk murid yang baik dan mendapat berkah dari guru kita.

اللهم آمين.

No comments:

Post a Comment